Hari Selasa sampai Rabu (20-22 Nopember 2007), Ayah dapat tugas belajar di luar kota. Saat pamitan, ayah terasa berat berangkat. Mondar-mandir, ayah tidak kunjung berangkat akibat menimang-nimang Kaka terlebih dulu. Apa daya, meski berat ayah tetap harus berangkat.
Berangkatlah ayah hari Selasa siang. Kaka di rumah sama ibu, kakek, nenek, dan uwak Saneh. Menjelang Maghrib, Kaka ditelepon sama ayah. Ibunya memberitakan Kaka masih bobo. Telepon pun ditutup.
Selepas Isya, kembali Kaka ditelepon sama ayah. Ibunya memberitakan Kaka tengah menyusu. Kembali telepon pun ditutup. Ayah sedikit bingung, habis belum bicara sama Kaka. "Nanti, sabar dulu. Malem-malem dikit telepon lagi deh, " demikian ujar ibunya. Oke, ayah sabar menanti.
Menjelang tengah malam, Kaka dapat telepon ayah lagi. Kali ini Kaka bisa mengobrol sebab tidak sedang menyusu atau "sibuk" olahraga. "Halo Kaka ... lagi apa ?" tanya ayah. "Mmm ... nggg ... ngngng ... eueemm ... ng ... ng ...," demikian jawab Kaka. Ternyata Kaka sedang gembira. Pasti Kaka sudah kenyang atau siap-siap olahraga.
Telepon pun ditutup. Malam jam mendekati angka 01.00 dinihari. Ayah tidak bisa tidur di hotel luar kota. Suasana begitu mencekam. Ayah terus keringat dingin, teringat terus sama Kaka. Jari tangan ayah terus "mencetin" tombol hp. Foto-foto dan rekaman gambar Kaka terus diulang.
Jam mendekati angka 02.30 dinihari. Ayah tetap tidak bisa tidur. Kaka pun ditelepon. Ternyata Kaka sedang bangun malam. "Wah, anak sama ayah sama aja nih, " kata ibunya. Di telepon, ayah bicara ke Kaka, "Kaka bobo ... ayah belum bisa bobo nih."
Keringat dingin, kepala sedikit pusing, kiranya ayah terkena malarindu. Memang, baru kali ini semenjak Kaka lahir (57 hari yang lalu) ayah meninggalkan untuk menginap di tempat lain. Mungkin ayah-ayah lain pun demikian ?
Berangkatlah ayah hari Selasa siang. Kaka di rumah sama ibu, kakek, nenek, dan uwak Saneh. Menjelang Maghrib, Kaka ditelepon sama ayah. Ibunya memberitakan Kaka masih bobo. Telepon pun ditutup.
Selepas Isya, kembali Kaka ditelepon sama ayah. Ibunya memberitakan Kaka tengah menyusu. Kembali telepon pun ditutup. Ayah sedikit bingung, habis belum bicara sama Kaka. "Nanti, sabar dulu. Malem-malem dikit telepon lagi deh, " demikian ujar ibunya. Oke, ayah sabar menanti.
Menjelang tengah malam, Kaka dapat telepon ayah lagi. Kali ini Kaka bisa mengobrol sebab tidak sedang menyusu atau "sibuk" olahraga. "Halo Kaka ... lagi apa ?" tanya ayah. "Mmm ... nggg ... ngngng ... eueemm ... ng ... ng ...," demikian jawab Kaka. Ternyata Kaka sedang gembira. Pasti Kaka sudah kenyang atau siap-siap olahraga.
Telepon pun ditutup. Malam jam mendekati angka 01.00 dinihari. Ayah tidak bisa tidur di hotel luar kota. Suasana begitu mencekam. Ayah terus keringat dingin, teringat terus sama Kaka. Jari tangan ayah terus "mencetin" tombol hp. Foto-foto dan rekaman gambar Kaka terus diulang.
Jam mendekati angka 02.30 dinihari. Ayah tetap tidak bisa tidur. Kaka pun ditelepon. Ternyata Kaka sedang bangun malam. "Wah, anak sama ayah sama aja nih, " kata ibunya. Di telepon, ayah bicara ke Kaka, "Kaka bobo ... ayah belum bisa bobo nih."
Keringat dingin, kepala sedikit pusing, kiranya ayah terkena malarindu. Memang, baru kali ini semenjak Kaka lahir (57 hari yang lalu) ayah meninggalkan untuk menginap di tempat lain. Mungkin ayah-ayah lain pun demikian ?
